Seberapa pantas kami menyombongkan kemajemukan pikiran kami jika pemikiran itu telah terkontaminasi imajinasi-imajinasi khayal tentang gambaran sebuah kehidupan.
Hampir bahkan terlalu sering kita lupa akan guna benda-benda kecil yang sekilas hanya sebuahbenda yang tak penting tapi memiliki kemampuan yang lebih besar dari tanggapan sebagian besar manusia
Seperti kaca, sebuah benda yang jarang terpakai dan sepele karena hanya sebagai pelengkap meja rias. jika kita lebih mengeksplor makna kaca. sebuah beda yang bisa membuat kita melihat diri kita sendiri bahkan yang tak pernah kita sadari sebelumnya.
Kaca disini bisa diartikan sebagai masyarakat atau bahasa lebih kerennya dalam negara yaitu rakyat. Sama-sama hanya sebagai benda pelengkap yang jadi tameng penghias atau bahkan untuk melemparkan alibi-alibi
yang sebenernya sudah tau tujuan aslinya tapi masih sering tertutup oleh pencitraan elite untuk kepentingan beberapa kantong celana pribadi.
Tapi saat sebagian orang rela mati2an memperjuangkan arti kerakyatan, mereka malah dapat caci kemunafikan dari rakyat itu sendiri seolah "rakyat" sudah terlalu nyaman dengan semua kenaifan. kaca dengan rakyat memiliki kedekatan yang tak akan pernah lepas, sama-sama terkapai saat dibutuhkan setelah itu terbuang ditumpukan sampah pojok ruangan.
0 komentar:
Post a Comment